Bank Terbaik Indonesia

Bank Terbaik Indonesia - Munculnya nama Menteri Keuangan Agus Martowardojo sebagai calon tunggal yang diusulkan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono sebagai calon Gubernur Bank Indonesia, melahirkan berbagai spekulasi. Termasuk di internal Dewan Perwakilan Rakyat (DPR).

Wakil Ketua Komisi XI DPR Harry Azhar Azis yang selama ini menjadi rekan kerja Agus Marto dan Bank Indonesia melihat beberapa spekulasi dari pencalonan mantan dirut Bank Mandiri tersebut.

"Ini tafsir saya ya. Pertama, presiden sudah tidak butuh Agus Marto menjadi menkeu," ungkap Harry kepada merdeka.com, Sabtu (23/2).

Dia melanjutkan, karena sudah tidak dibutuhkan dalam kabinet, Agus Marto dipindahkan ke bank sentral. Latar belakang Agus Marto sebagai seorang bankir dan memahami seluk beluk perbankan nasional, dijadikan alibi bagi presiden untuk 'membuang' Agus Marto. "Agus Marto lebih dibutuhkan di BI. Jadi BI sebagai tempat pembuangan. Bank Terbaik Indonesia ini kan di luar kabinet," tegasnya.

Tapi, ada spekulasi lain. Ada kemungkinan, kata Harry, presiden melihat kinerja Agus Marto yang bagus selama menjadi menteri keuangan, maka 'pangkatnya dinaikkan' ke tingkat yang lebih tinggi.

"Mungkin presiden menganggap Agus Marto sudah bagus jadi menkeu, makanya dia naikin ke tingkat yang lebih tinggi sebagai gubernur Bank Indonesia," jelasnya.

Sebelumnya, dari penjelasan staf khusus presiden bidang ekonomi Firmanzah, Agus Marto dipilih setelah presiden mendapat bisikan dari berbagai pihak. Termasuk Wakil Presiden Boediono dan Menko Perekonomian Hatta Rajasa.

"Presiden menerima masukan dan pertimbangan dari berbagai pihak. Termasuk menko perekonomian dan wapres," tegas Firmanzah.

Terlepas dari itu, harus diakui bahwa Agus Marto dipilih karena berkompeten di sektor perbankan. "Yang utama, Presiden melihat rekam jejak dan pengalaman panjang Agus Marto di perbankan dan jasa keuangan," katanya.

Presiden juga mempertimbangkan kinerja Agus Marto sebagai menteri keuangan yang cukup berhasil menjaga dan mengelola fiskal. Indikatornya, tingkat defisit yang rendah, di bawah 3 persen. Ramalan Zodiak

Bank Lokal Diminta Kompak Hadapi Perbankan Asing

Bank Lokal Diminta Kompak Hadapi Perbankan Asing - Lax policy of Bank Indonesia (BI) for the operation of foreign banks in the country continue to complain owned banks. Received preferential treatment of foreign banks is actually inversely proportional to the received national banking rules when held overseas expansion.

President Director of PT Bank Mandiri Tbk, Zulkifli Zaini, one of the directors of state-owned banks are the loudest, urged the government to revise Law No. 7 of 1998 related reciprocal. The goal is that there is equivalency between national banks and foreign banks in Indonesia.

"We only have one branch office in Singapore and Malaysia. Should not be too open ATM, while foreign banks may freely open branches and ATMs to thousands of units," complained Zulkifli at the Parliament Building, Jakarta, Wednesday (02/06/2013 ).

Zulkifli even revealed, the bank also banned the use of currency Remimbi prevailing in China and Shanghai. As one of the largest bank in terms of assets in this country it is only allowed to use the U.S. dollar.

"We can wear Remimbi but condition after the third year. IBHS if we are lucky, if not, it can not. Meanwhile in Indonesia, foreign bankers can operate disposable dollar," he said.

During this time, national banks are having trouble expanding into Southeast Asia because of the limitation of the state in protecting its territory. This happens in some countries such as Malaysia and Singapore.

Seeing the problem, the government-owned banks is asking the government to raise the foreign ownership sebesat 49%. In addition, Zulkifli also asked the government to revise the status of foreign bank branches.

Answering Zulkifli proposal, Member of Commission XI, Maruarar Sirait, calling for national bankers to unite. "To solve the reciprocal solutions do not exist competition, must unite and devise a work program," he explained.

Parliament, he acknowledges, has been coordinating with BI-related problems that have long since emerged this. "Bank Indonesia promise in the short term will reject the foreign bank to be able to apply the same thing to the country," he closed. (Fik / SHD)